Pertemuan
Ketujuh Mata Kuliah
Perencanaan
Kampanye Komunikasi
Hallo guys, welcome
back😊😊
Pada pertemuan
mata kuliah perencanaan kampanye komunikasi kali ini membahas tentang “Model-Model Kampanye”
dari buku manajemen kampanye karya Antar Venus.
Sebelum membahas
tentang model-model kampanye, saya akan memberikan pengertian tentang kampanye.
Kampanye adalah sebuah kegiatan komunikasi yang bersifat kompleks dan beraneka
segi (multifaceted). Untuk memahami bagaimana proses berlangsungnya
aktivitas kampanye, diperlukan model yang secara deskriptif akan menggambarkan kesalingketerkaitan
antara berbagai aspek yang menjadi bagian dan alur dari praktik kampanye.
Definisi
dan Arti Penting Kampanye
Model adalah
representasi suatu fenomena, baik nyata ataupun abstrak, dengan menonjolkan
unsur-unsur terpenting fenomena tersebut (Mulyana, 2000).
- Model Komponensial Kampanye (Componential Campaign Model)
Model ini digagas
oleh berbagai ahli kampanye dengan menggunakan kerangka kerja lasswell (Lasswellian
Framework) sebagai acuannya. Model ini mengambil komonen-komponen pokok
yang terdapat dalam suatu proses pengiriman dan penerimaan pesan-pesan kampanye.
Unsur-unsur yang terdapat dalam di dalamnya meliputi sumber kampanye, saluran,
pesan, penerima kampanye, efek, umpan balik, dan gangguan. Unsur-unsur tersebut
harus dipandang sebagi suatu kesatuan mensdeskripsikan dinamika proses kampanye.
- Model Pengaruh Kampanye
Model yang dalam
bahasa aslinya dinamai model of campaign influence process, memiliki
kedekatan konseptual dengan model komponensial kampanye. Penggagas model ini
tidak diketahui pasti. Umumnya, ahli kampanye mengaitkan model ini dengan Denis
McQuail, seorang ahli komunikasi massa berkebangsaan Belanda. Model ini
menekankan aspek proses pelaksanaan kampanye dengan fokus pada capaian efek.
Menurut model
ini, strategi kampanye harus mempertimbangkan enam aspek yang sangat menentukan
keberhasilan kampanye, yaitu aspek sumber atau penyelenggara kampanye, aspek
saluran, aspek pesan kampanye, aspek perangkat penyaringan, aspek variable
public react, dan aspek efek kampanye.
- Model Kampanye Ostergaard
Model ini
dikembangkan oleh Leon Ostergaard, seorang teoretikus dan praktisi kampanye
kawakan dari Jerman (Klingemann, 2002). Model yang diciptakannya ini tidak
muncul dari atas meja, tetapi dari pengalaman praktik lapangan. Di antara
berbagai model kampanye yang ada, model ini dianggap yang paling pekat sentuhan
ilmiahnya. Hal ini bisa dilihat dari kata-kata kunci yang digunakan di
dalamnya.
Menurut
Ostergaard, sebuah rancangan program kampanye untuk perubahan sosial yang tidak
didukung oleh temuan-temuan ilmiah tidak layak untuk dilaksanakan. Karena
program semacam itu tidak akan menimbulkan efek apapun dalam menganggulangi
masalah sosial yang dihadapi.
- The Five Functional Stages Development Model
Model ini
dikembangkan oleh tim peneliti dan praktisi kampanye di Yale University AS pada
awal 1960-an (Larson, 1993). Model ini dianggap yang paling populer dan banyak
diterapkan di berbagai belahan dunia.
Pada model ini
digambarkan bagaimana tahapan kegiatan kampanye harus dilalui sebelum akhirnya
kegiatan tersebut berhasil atau gagal mencapai tujuannya.
Tahap
identifikasi merupakan tahap penciptaan identitas kampanuye yang dengan mudah
dapat dikenali oleh khalayak.
Tahap kedua
adalah legitimasi. Dalam kampanye politik, legitimasi diperoleh, misalnya
ketika seseorang telah masuk daftar calon anggota legislatif atau seorang calon
presiden memperoleh dukungan kuat dalam polling yang dilakukan
lembaga independen.
Tahap ketiga
adalah partisipasi. Tahap ini dalam praktiknya relatif sulit untuk dibedakan
dengan tahap legitimasi karena ketika seorang kandidat, produk, atau gagasan
mendapatkan legitimasi, pada saat yang sama dukungan yang bersifat partisipatif
mengalir dari khalayak.
Tahap keempat
adalah tahap penetrasi. Pada tahap ini, seorang kandidat, sebuah produk, atau
sebuah gagasan telah hadir dan mendapat tempat di hati masyarakat.
Tahap terakhir
adalah tahap distribusi. Pada tahap ini, tujuan kampanye pada umumnya telah
tercapai.
- The Communicative Functions Model
Judith Trent dan
Robert Friedenberg adalah praktisi sekaligus pengamat kampanye politik di
Amerika Serikat. Dalam bukunya yang berjudul Political Campaign
Communication, mereka merumuskan sebuah model kampanye yang dikonstruksi dari
lingkungan politik. Sebagaimana model yang dikembangan Tim Yale University,
model ini juga memusatkan analisisnya pada tahapan kegiatan kampanye.
- Model Kampanye Nowak dan Warneryd
Menurut McQuail
& Windahl (1993), model kampanye Nowak dan Warneryd merupakan salah satu
contoh model kampanye tradisional. Pada model ini, proses kampanye dimulai dari
tujuan yang hendak dicapai dan diakhiri dengan efek yang diperoleh.
Pada model Nowak
dan Warneryd, terdapat delapan elemen kampanye yang harus diperhatikan, yaitu:
1. Intended
Effect (efek yang diharapkan)
2. Competing
Communication (persaingan komunikasi)
3. Communication
Object (objek komunikasi)
4. Target
Population & Receiving Group (populasi target dan kelompok penerima)
5. The
Channel (saluran)
6. The
Message (pesan)
7. The
Communicator/Sender (komunikator/pengirim pesan)
8. The
Obtained Effect (efek yang dicapai)
- The Diffusion of Innovation Model
Model ini
umumnya diterapkan dalam kampanye periklanan dan kampanye yang berorientasi
pada perubahan sosial. Penggagasnya adalah ilmuan komunikasi ternama, Everett
M. Rogers. Dalam model ini, Rogers menggambarkan adanya empat tahap yang akan
terjadi ketika proses kampanye berlangsung. (Larson, 1993). Empat tahap
tersebut adalah tahap informasi, persuasi, membuat keputusan untuk mencoba dan
tahap konfirmasi atau reevaluasi.
- Model Kampanye Komunikasi Kesehatan Strategis
Model ini muncul
dari praktik komunikasi kesehatan, khususnya yang berfokus pada promosi
kesehatan, yakni tindakan komunikasi yang dirancang untuk memengaruhi khalayak
dalam menerima dan menjalani pola hidup sehat. Model ini dikemukakan oleh E.W.
Maibach, G.L. Kreps, dan E.W. Bonaguro pada 1993, dikembangkan dari hasil riset
mereka dalam kampanye pencegahan HIV/AIDS di Amerika Serikat.
- Model Komponen dan Tahapan Kampanye Simon
Model ini
dikemukakan pakar kampanye Amerika, Hibert Simon. Dalam model ini, Simon secara
terperinci menjelaskan tahapan serta aspek-aspek yang umumnya hadir dalam
aktivitas kampanye (Raymond S. Ross, 2001).
Dalam model ini,
Simon membagi tahapan kampanye menjadi lima bagian, antara lain planning,
mobilization, legitimation, promotion dan activation.
- Model Manajemen Kampanye (Campaign Management Model)
Penulis mengonstruksi model ini pada 2015 (Venus, 2015) setelah memadukan hasil-hasil riset kampanye kuantitatif dan kualitatif secara kumulatif teori-teori kampanye, terutama yang digagas oleh Kami J. Silk (Littlejohn, 2009), dan akumulasi pengalaman model ini dapat disebut sebagai model integratif yuang memadukan pendekatan teoritis dan praktis. Penulis menyebut model ini sebagai model manajemen kampanye karena di dalamnya terkandung lima elemen manajemen yang penting, yakni perencanaan, pengembangan, implementasi, monitoring, dan evaliasi (PPIME). Dalam model PPIME, kita akan melihat bagaimana teori-teori diterapkan secara praktis dalam praktik kampanye.
Nah, itu dia
model-model kampanye menurut buku Manajemen Kampanye karya Antar Venus. Sampai jumpa
dipertemuan selanjutnya😊🙌
Tidak ada komentar:
Posting Komentar